Kinerja PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatatkan pertumbuhan yang sangat mengesankan pada kuartal ketiga tahun 2007. Operator telekomunikasi yang menjalankan layanan Esia, Wifone & Wimode ini berhasil meningkatkan jumlah pelanggannya sebesar 126,6%. Jika pada bulan September 2006, jumlah pelanggan BTEL tercatat sebesar 1,30 juta pelanggan maka pada bulan September 2007, jumlah pelanggannya meningkat tajam menjadi 2,95 juta pelanggan.
Keberhasilan BTEL meraih kenaikan pelanggan ini dipicu oleh berbagai program inovasi yang diluncurkan pada masyarakat. Respons positif masyarakat diantaranya terlihat dari keberhasilan peluncuran kartu perdana edisi baru Esia Paket Untung dan kerjasama bundling dengan vendor ponsel seperti Huawei dan LG.
Esia Paket Untung terutama berhasil menarik minat masyarakat karena menawarkan struktur perhitungan tarif yang sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Sedangkan kerjasama bundling menyebabkan harga ponsel menjadi sangat terjangkau dan berhasil memperluas akses masyarakat terhadap layanan telekomunikasi.
Di sisi kinerja keuangan seperti terlihat dalam laporan perusahaan yang diserahkan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ), perolehan pendapatan bersih perusahaan (net revenue) per akhir September 2007 sebesar Rp 848,8 miliar atau naik sebesar 98,8% dari pendapatan bersih periode sebelumnya di tahun 2006 yang berjumlah Rp 426,9 miliar. Sementara jika dibandingkan dengan pendapatan bersih per akhir Juni 2007 sebesar Rp 493,2 miliar, maka terdapat laju pertumbuhan sebesar 72,1%.
Menurut Jastiro Abi, Direktur Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk, kenaikan signifikan dalam pendapatan bersih perusahaan terutama didorong selain oleh laju pertumbuhan pelanggan juga oleh kebijakan managemen untuk menjaga tingkat efiesiensi operasi perusahaan.
Pada sisi pendapatan kotor (gross revenue), BTEL mencapai kondisi sehat dengan membukukan pendapatan kotor sebesar Rp 989,2 miliar. Pencapaian ini meningkat 68,2% dibandingkan periode yang sama di tahun 2006 lalu sebesar Rp 588,2 miliar.
Prestasi mengesankan juga dibukukan dalam Laba bersih yang naik tajam mencapai 118,7% dari Rp 51,9 miliar pada periode September 2006 menjadi Rp 113,5 miliar pada periode September 2007. Jika laba bersih ini dibandingkan dengan periode akhir Juni 2007 sebesar Rp 42,6 miliar, maka terdapat pertumbuhan sebesar 166,2%.
”Prestasi laba bersih tersebut cukup mengesankan mengingat baru tahun 2006 lalu perusahaan kami membukukan tinta biru. Tahun 2005, BTEL masih merugi sebesar Rp 144,3 miliar. Sedangkan tahun 2006 kami mulai membalikkan situasi dengan mencapai laba bersih sebesar Rp 72,7 miliar. Kini di catatan bulan September 2007, perusahaan kami berhasil menjaga laju pertumbuhan laba bersih hingga mencapai Rp 113,5 miliar”, ujar Abi.
Demikian pula pada catatan EBITDA (Earnings Before Interest, Tax, Depriciation & Amortization) yang meningkat sebedsar 78,6% dari Rp 198,3 miliar per September 2006 menjadi Rp 354,1 miliar per September 2007. Seiring dengan itu, EBITDA margin juga menunjukkan grafik kenaikan dari 33,7% pada periode September 2006 menjadi 35,8% per September 2007.
”Peningkatan di sisi EBITDA margin ini memberikan gambaran bahwa sekalipun BTEL agresif dalam menjalankan operasi perusahaan tapi manajemen tetap berusaha menjaga langkah efisiensi perusahaan”, papar Abi.
Lebih jauh Abi mengatakan walaupun kebutuhan pendanaan untuk belanja modal meningkat seiring dengan ekspansi perusahaan ke wilayah layanan baru, namun keberhasilan perusahaan untuk memperoleh pendanaan dengan cost of fund yang lebih rendah diyakini akan mendorong peningkatan kinerja perusahaan di masa datang.
Perluasan Layanan Nasional
Sementara itu dalam penjelasan tertulisnya, Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk, Anindya N Bakrie menyatakan kinerja positif yang ditorehkan pada kuartal ketiga 2007 telah mampu membawa BTEL sebagai salah satu operator telekomunikasi nasional yang memiliki prospek baik di masa depan. Bukan saja pada pertumbuhan pelanggan dan kinerja keuangan, tapi juga langkah perusahaan untuk segera memperluas daerah layanan secara nasional dan keberhasilan perusahaan memenangkan tender SLI (Sambungan Langsung Internasional).
”Kami berusaha agar kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah untuk segera dapat mempercepat teledensitas telepon dan perluasaan akses masyarakat dapat kami tindaklanjuti. Karena hal itu juga merupakan keinginan kami sebagai bentuk kontribusi kami sebagai perusahaan swasta nasional.”, tegas Anindya.
Salah satu langkah BTEL untuk mewujudkan komitmennya adalah melalui perluasan jaringan layanan secara nasional. Sejauh ini BTEL telah mengembangkan layanan ke 7 kota nusantara yang meliputi Surabaya, Malang, Semarang, Solo, Jogjakarta, Medan dan Padang. BTEL sendiri mentargetkan perluasan jaringan layanan di 17 kota nasional pada tahun 2007, termasuk kota-kota di wilayah timur Indonesia.
”Melihat berbagai pencapaian operasional dan finansial yang disertai dengan pertumbuhan pelanggan yang sangat signifikan pada kuartal ketiga 2007, kami yakin dapat mencapai 3.7 juta pelanggan di akhir tahun 2007. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan dengan target kami sebelumnya yang 3.6 juta pelanggan” tegas Anindya.