Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November 2nd, 2007

Kinerja PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatatkan pertumbuhan yang sangat mengesankan pada kuartal ketiga tahun 2007. Operator telekomunikasi yang menjalankan layanan Esia, Wifone & Wimode ini berhasil meningkatkan jumlah pelanggannya sebesar 126,6%. Jika pada bulan September 2006, jumlah pelanggan BTEL tercatat sebesar 1,30 juta pelanggan maka pada bulan September 2007, jumlah pelanggannya meningkat tajam menjadi 2,95 juta pelanggan.

Keberhasilan BTEL meraih kenaikan pelanggan ini dipicu oleh berbagai program inovasi yang diluncurkan pada masyarakat. Respons positif masyarakat diantaranya terlihat dari keberhasilan peluncuran kartu perdana edisi baru Esia Paket Untung dan kerjasama bundling dengan vendor ponsel seperti Huawei dan LG.

Esia Paket Untung terutama berhasil menarik minat masyarakat karena menawarkan struktur perhitungan tarif yang sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Sedangkan kerjasama bundling menyebabkan harga ponsel menjadi sangat terjangkau dan berhasil memperluas akses masyarakat terhadap layanan telekomunikasi.

Di sisi kinerja keuangan seperti terlihat dalam laporan perusahaan yang diserahkan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ), perolehan pendapatan bersih perusahaan (net revenue) per akhir September 2007 sebesar Rp 848,8 miliar atau naik sebesar 98,8% dari pendapatan bersih periode sebelumnya di tahun 2006 yang berjumlah Rp 426,9 miliar. Sementara jika dibandingkan dengan pendapatan bersih per akhir Juni 2007 sebesar Rp 493,2 miliar, maka terdapat laju pertumbuhan sebesar 72,1%.

Menurut Jastiro Abi, Direktur Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk, kenaikan signifikan dalam pendapatan bersih perusahaan terutama didorong selain oleh laju pertumbuhan pelanggan juga oleh kebijakan managemen untuk menjaga tingkat efiesiensi operasi perusahaan.

Pada sisi pendapatan kotor (gross revenue), BTEL mencapai kondisi sehat dengan membukukan pendapatan kotor sebesar Rp 989,2 miliar. Pencapaian ini meningkat 68,2% dibandingkan periode yang sama di tahun 2006 lalu sebesar Rp 588,2 miliar.

Prestasi mengesankan juga dibukukan dalam Laba bersih yang naik tajam mencapai 118,7% dari Rp 51,9 miliar pada periode September 2006 menjadi Rp 113,5 miliar pada periode September 2007. Jika laba bersih ini dibandingkan dengan periode akhir Juni 2007 sebesar Rp 42,6 miliar, maka terdapat pertumbuhan sebesar 166,2%.

”Prestasi laba bersih tersebut cukup mengesankan mengingat baru tahun 2006 lalu perusahaan kami membukukan tinta biru. Tahun 2005, BTEL masih merugi sebesar Rp 144,3 miliar. Sedangkan tahun 2006 kami mulai membalikkan situasi dengan mencapai laba bersih sebesar Rp 72,7 miliar. Kini di catatan bulan September 2007, perusahaan kami berhasil menjaga laju pertumbuhan laba bersih hingga mencapai Rp 113,5 miliar”, ujar Abi.

Demikian pula pada catatan EBITDA (Earnings Before Interest, Tax, Depriciation & Amortization) yang meningkat sebedsar 78,6% dari Rp 198,3 miliar per September 2006 menjadi Rp 354,1 miliar per September 2007. Seiring dengan itu, EBITDA margin juga menunjukkan grafik kenaikan dari 33,7% pada periode September 2006 menjadi 35,8% per September 2007.

”Peningkatan di sisi EBITDA margin ini memberikan gambaran bahwa sekalipun BTEL agresif dalam menjalankan operasi perusahaan tapi manajemen tetap berusaha menjaga langkah efisiensi perusahaan”, papar Abi.

Lebih jauh Abi mengatakan walaupun kebutuhan pendanaan untuk belanja modal meningkat seiring dengan ekspansi perusahaan ke wilayah layanan baru, namun keberhasilan perusahaan untuk memperoleh pendanaan dengan cost of fund yang lebih rendah diyakini akan mendorong peningkatan kinerja perusahaan di masa datang.

Perluasan Layanan Nasional

Sementara itu dalam penjelasan tertulisnya, Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk, Anindya N Bakrie menyatakan kinerja positif yang ditorehkan pada kuartal ketiga 2007 telah mampu membawa BTEL sebagai salah satu operator telekomunikasi nasional yang memiliki prospek baik di masa depan. Bukan saja pada pertumbuhan pelanggan dan kinerja keuangan, tapi juga langkah perusahaan untuk segera memperluas daerah layanan secara nasional dan keberhasilan perusahaan memenangkan tender SLI (Sambungan Langsung Internasional).

”Kami berusaha agar kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah untuk segera dapat mempercepat teledensitas telepon dan perluasaan akses masyarakat dapat kami tindaklanjuti. Karena hal itu juga merupakan keinginan kami sebagai bentuk kontribusi kami sebagai perusahaan swasta nasional.”, tegas Anindya.

Salah satu langkah BTEL untuk mewujudkan komitmennya adalah melalui perluasan jaringan layanan secara nasional. Sejauh ini BTEL telah mengembangkan layanan ke 7 kota nusantara yang meliputi Surabaya, Malang, Semarang, Solo, Jogjakarta, Medan dan Padang. BTEL sendiri mentargetkan perluasan jaringan layanan di 17 kota nasional pada tahun 2007, termasuk kota-kota di wilayah timur Indonesia.

”Melihat berbagai pencapaian operasional dan finansial yang disertai dengan pertumbuhan pelanggan yang sangat signifikan pada kuartal ketiga 2007, kami yakin dapat mencapai 3.7 juta pelanggan di akhir tahun 2007. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan dengan target kami sebelumnya yang 3.6 juta pelanggan” tegas Anindya.

Read Full Post »

detikcom Jakarta

PT Mobile-8 Telecom Tbk pada kuartal ketiga 2007 ini telah memiliki sekitar 2,54 juta pelanggan atau naik 73,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan 1,46 juta pelanggan.

Chief Financial Officer Mobile-8 Lucy Suyanto mengatakan, kenaikan pelanggan tersebut secara signifikan juga telah meningkatkan pendapatan dari layanan percakapan suara dan pesan pendek (SMS).

“Hal ini didorong oleh beragamnya tarif promosi yang inovatif yang diluncurkan oleh perseroan selama periode Januari hingga September 2007,” ujarnya dalam keterangan pers yang dikutip detikINET, Jumat (2/11/2007).

Kenaikan tersebut juga mendorong jumlah rata-rata penggunaan pulsa pelanggan (ARPU) gabungan secara bertahap mulai awal tahun ini, dari Rp 38.847 di kuartal pertama meningkat jadi Rp 40.304 pada kuartal kedua dan Rp 41.334 di kuartal ketiga.

Pada kuartal yang berakhir 30 September 2007, perseroan mencatat peningkatan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 80,9% menjadi Rp 281,2 miliar dibandingkan dengan Rp 155,5 miliar pada periode yang sama tahun 2006.
( rou / rou )

Read Full Post »

JAKARTA: Jumlah pengguna seluler di seluruh dunia diperkirakan akan bertambah satu miliar nomor dalam tiga tahun ke depan.

Laporan dari Pyramid Research menyatakan jumlah pengguna seluler akan tumbuh pesat dari 2,8 miliar yang tercatat saat ini hingga mendekati 6 miliar dalam tiga tahun ke depan.

Laporan itu mengungkapkan sekitar 87% dari calon pengguna baru akan berasal dari pasar yang benar-benar baru berkembang. India akan menjadi penyumbang terbesar pengguna baru mengalahkan China. Gabungan antara India dan China akan mewakili sekitar 35% dari satu miliar pelanggan baru tersebut.

Dari 30 negara dengan pertumbuhan tertinggi, sebanyak 10 negara berada di Afrika dan Timur Tengah, sementara delapan lainnya dari kawasan Asia. (Bisnis/swi)

Read Full Post »

SURABAYA: Telkom Divre V Jawa Timur kuasai market share banwidth internet sebesar 43% di lingkungan perguruan tinggi wilayah itu.

Mas’ud Khamid, executive general manager PT Telkom Divre V Jatim mengatakan pengembangan Telkom Hotspot di lingkungan kampus ini merupakan bagian dari program Smart Campus yang telah dicanangkan BUMN itu pada 2004.

Dalam program tersebut Telkom siap menyediakan semua layanan internet gratis di lingkungan kampus,

Sampai dengan September 2007 total kampus yang masuk dalam program Smart Campus ini sudah tercatat 15 perguruan tinggi (PT) termasuk IAIN Sunan Ampel yang fasilitasnya baru diremikan. ”Jadi market share banwidth internet kami di PT Jawa Timur ini sudah mencapai 43%,” papar Mas’ud di Surabaya hari ini.

Pada kesempatan itu Mas’ud dengan didampingi rektor IAIN HM Ridlwan Nasir meresmikan fasilitas internet gratis Telkom Hotspot di lingkungan kampus tersebut. Fasilitas ini menggunakan akses internet berkecepatan tinggi yaitu Speedy.

Kerja sama tersebut tertuang MoU (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani kedua belah pihak. Selain tentang penyediaan jaringan hotspot, dalam perjanjian itu juga menyepakati penyediaan kebutuhan fasilitas telekomunikasi lainnya di lingkungan IAIN.

Read Full Post »

sumber dari detikcom:

Telkomsel membukukan penambahan pelanggan sebanyak 8,86 juta sejak awal tahun hingga kuartal ketiga 2007 ini sehingga jumlah keseluruhan pelanggan mencapai 44,5 juta.

Dari jumlah tersebut, pelanggan kartu prabayar Telkomsel Simpati dan Kartu As mendominasi dengan jumlah 42,57 juta dan sisanya 1,89 juta merupakan pelanggan pascabayar kartu Halo.

“Peningkatan 8,86 juta pelanggan sampai triwulan ketiga 2007 ini memberikan kontribusi pada pertumbuhan pendapatan perusahaan atau gross operating revenue sebesar 27% dari periode sembilan bulan tahun 2006,” kata Dirut Telkomsel Kiskenda Suriahardja dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/11/2007).

Kiskenda mengatakan, Telkomsel juga menjaga tingkat profitabilitas perusahaan, di mana pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) tumbuh 22% dari periode yang sama tahun 2006, dengan EBITDA margin terhadap gross revenue mencapai 58%. “Itu lebih baik dari rata-rata industri telekomunikasi selular di Indonesia,” ujarnya.

Pendapatan bersih perusahaan atau net income Telkomsel pun mengalami pertumbuhan 16%, di mana pendapatan masih didominasi dari layanan komunikasi suara yakni sekitar 73%, sisanya 27% dari pendapatan pesan pendek (SMS) dan layanan mobile data. ( rou / rou )

Read Full Post »